Selasa, 01 Januari 2013

DIMAS KANJENG TAAT PRIBADI 2010




PROBOLINGGO – Insiden pembagian zakat H Syaikhon di Pasuruan yang menewaskan 21 fakir miskin pada 2008 tak menyurutkan dermawan lain untuk membagi zakat mal secara langsung. Dimas Kanjeng Taat Pribadi, pengusaha dari Desa Wangkal, Kec Gading, Kab. Probolinggo, membagikan zakat Rp 600 juta kepada 5.000 fakir miskin.
’’Saya sudah membagikan santunan sejak tahun 2006 yang dihadiri ribuan fakir miskin. Alhamdulillah hingga kini tidak ada korban sama sekali,” ujar Dimas Kanjeng di sela-sela pembagian zakat secara langsung di lapangan Desa Wangkal, Rabu (1/9) sore.
Untuk membagikan zakat uang tunai itu, Dimas Kanjeng dibantu panitia 500 orang. Ratusan panitia dengan kaus dihiasi foto Dimas Kanjeng berseliweran mengatur ribuan fakir miskin. Puluhan personel polisi, TNI, Satpol PP, hingga tenaga medis juga siaga.
Siapa Dimas Kanjeng? ’’Orang mengira saya tidak bekerja, padahal saya punya tambang batubara di luar Jawa, supermarket, jual-beli mobil di Jember, juga jual beli berlian. Saya tidak sombong lho, penghasilan saya ratusan juta setiap bulannya,” ujar ayah dua anak itu menepis isu bahwa dirinya selama ini ongkang-ongkang.
Sebagian tetangga hanya tahu bahwa Dimas Kanjeng yang gerbang rumahnya mirip padepokan itu sebagai paranormal. Sebagian tetangga lainnya mengenalnya hanya menunggui rumahnya itu. Padahal, dia sering ke luar kota untuk bisnis.
’’Selain santunan, tahun ini saya akan memberikan pengobatan gratis akupunktur dan pengobatan herbal kepada fakir miskin. Silakan nanti datang ke rumah saya, mungkin ada yang kena kanker hingga impoten,” ujarnya.
Dalam pembagian zakat kemarin, 5.000 fakir miskin ditampung di tenda berukuran sekitar 50 x 30 meter persegi. Mereka dipisahkan dalam dua kelompok besar, laki-laki dan perempuan. Sejak pukul 13.00, sejumlah fakir miskin dari Desa Wangkal dan desa-desa sekitarnya mulai berdatangan. Mereka duduk lesehan di tikar di bawah tenda itu, menunggu pembagian zakat yang dimulai sejak sekitar pukul 15.00.
Sekitar pukul 15.00, Dimas Kanjeng datang ke lokasi dengan naik mobil patroli Polres Probolinggo. Begitu turun dari mobil patroli, laki-laki paro baya yang mengenakan gamis (baju khas Timur Tengah) berwarna putih itu langsung disalami sejumlah warga.
Mirip acara protokoler di Pemda, acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Kemudian diteruskan dengan sambutan-sambutan dari berbagai pihak mulai, panitia, Polres, camat, hingga kepala desa dari atas panggung berukuran besar sekitar 15 x 5 meter.
Dalam sambutannya, Dimas Kanjeng mengatakan, banyak warga yang salah sangka terhadap dirinya. ’’Saya tegaskan, saya bukan kiai, habaib, atau ulama. Nama saya jangan dibesar-besarkan,” ujarnya.
Dimas Kanjeng mengaku tidak mau namanya dikultuskan gara-gara pembagian zakat massal itu. ’’Jangan mengkultuskan saya, itu syirik kepada Allah. Syirik dosa yang tidak diampuni oleh Allah,” ujarnya.
Setelah secara simbolis memberikan santunan kepada 10 fakir miskin, ’’pasukan orange” (panitia) kemudian membagikan amplop berisi uang kepada ribuan fakir miskin. Mereka diatur layaknya barisan dalam salat. Saf pertama diminta maju melalui lorong yang dipagari batang bambu.

1 komentar:

  1. Toko Online KANALRUWIT.COM 081225350070 menjual berbagai kosmetik dan kecantikan, obat kesehatan, alat bantu sex, pembesar penis, kondom silikon, obat kuat vitalitas pria alami, obat tahan lama, obat perangsang pria wanita, Terlengkap Termurah kwalitas international...

    BalasHapus